Mandau ( Detikperjuangan.com) Sejauh mata memandang tanaman Padi menghijau dilahan seluas 150 hektare. Petani asyik beraktifitas sambil menikmati rona senja panorama langit biru berpadu hamparan sawah membawa nuansa alam semakin indah.
Di pematang sawah petani berjalan sambil membawa sabit, di seberang kanal ibu- ibu sedang mencuci kakinya. Asap tipis membumbung ke atas langit dari saung kecil dipojokan sawah dibawahnya mengalir bening air parit alam.
Itulah gambaran alam damai dan subur di desa Harapan Baru Kecamatan Mandau. Siapa sangka Bumi Mandau yang dikenal sebagai kota Minyak masih menyisakan potensi sawah subur menghijau.
Sawah siapakah ? Lahan seluas 150 hektare itu adalah milik Bangsa Indonesia areal pengelolaan Pertamina Hulu Riau ( PHR ). Petani menumpang memanfaatkan lahan yang tidak tergarap menjadi lahan produktif.
Mereka menggarap sawah sudah berjalan puluhan tahun . Petani mencangkul sawah sebagai mata pencaharian meski status tanah milik Chevron dan sekarang PHR. Aktitas mereka berjalan ikut irama alam.
Meski mereka mengaku terus dihantui rasa was- was karena tidak ada hitam diatas putih alias kejelasan kerjasama dengan Perusahaan begitu juga dengan pemerintah. Mereka mengaku sudah berusaha tetapi belum menemukan jalannya.
Tersebab hal tersebut masyarakat khususnya petani bermohon kepada pemerintah dan perusahaan untuk dibuat kerjasama atau status yang jelas sehingga petani tidak was- was dalam menjalankan aktifitasnya.
" Tolong bantu kami petani disini bisa mendapatkan kepastian status tanah. Kami siap mengikuti arahan pemerintah dan perusahaan sebagai dasar kami untuk kerjasama dengan urusan lainnya "kata Marbet pengurus KTNA saat menyambut kehadiran Bagus Santoso di pematang sawah, Jumat, ( 8/11 ).
Dikatakan Marbet jika ada perjanjian kerjasama maka para petani dapat mengajukan permohonan sarana dan
Prasaran yang diperlukan untuk menggarap sawah dengan maksimal. Setakat ini karena belum ada kerjasama maka petani tidak mendapatkan alokasi pupuk subsidi dan bantuan lainnya.
Menanggapi aspirasi warga Bagus Santoso menegaskan akan segera menindaklanjuti bersama dengan melibatkan lintas teknis dari OPD Pemkab Bengkalis. Hal yang sama juga akan segera mengkomunikasikan dengan perusahaan untuk mendapatkan solusi terbaik.
" Ini potensi sudah bagus, termanfaatkan dan menghasilkan bagi petani. Tanah, air dan udara milik negara dan punya negara untuk rakyatnya. Kita akan tindak lanjuti setiap masalah pasti ada jalan keluarnya" kata Bagus Santoso.
Diketahui lahan persawahan di Desa Harapan Baru sudah dikerjakan puluhan tahun. Petani sekarang menanam jenis padi IP 200 panen 1 tahun 2 kali . Direncanakan akan ditingkatkan panen 3 kali setahun.
" Peluang panen bisa 3 kali sebab ketersediaan air mencukupi. Hanya butuh tambahan embung jika terjadi kemarau panjang. Mohon juga kami dibantu pompa air syukur ada bantuan pupuk itu saja sudah cukup" imbuh Marbet.
Terkait status lahan terkonfirmasi Manager Humas PHR Duri Rudi Arif betol lahan tidur yang digarap petani masuk pengelolaan PHR. Dan diakui ada rencana pengembangan operasional. Terkait lahan yang digarap warga akan disampaikan kepada pimpinan untuk mendapatkan arahan selanjutnya.
" Memang akan tergantung bagian Operation PHR apakah lahan ini akan dimanfaatkan untuk petani secara berkelanjutan, kita akan informasikan " imbuhnya
Ditambahkan Rudi Arif supaya petani dan perusahaan dapat bekerjasama dengan baik, maka kelompok tani bersurat melalui Pemerintah Desa, Camat atau Dinas terkait yaitu Dinas Pertanian bersurat kepada SKK Migas dan PHR Duri.( Rls)
Posting Komentar