PERAWANG (detikperjuangan.com) - Bisnis madu kini menjadi tren dan terbukti memberikan imbal hasil menjanjikan. Peluang inilah yang ditangkap oleh Sembiring, seorang peternak madu di Perawang, Siak, Riau. Lebah madu yang dibudidayakan Sembiring, yakni lebah jenis Apis Millefera yang bergantung dengan bunga akasia sebagai nektar.
Awalnya, Sembiring melakukan budidaya madu ini dengan menyewa sebuah lahan di kawasan hutan akasia milik perusahaan yang berafiliasi dengan Sinarmas Group. Namun, saat pohon akasia dipanen, dia terpaksa harus berpindah ke tempat lain.
Sembiring kemudian bertemu dengan Maal Abrar, seorang dosen yang bisa menghubungkannya dengan perusahaan. Kebetulan, di tahun 2021 lalu, perusahan tengah memikirkan program pembibitan kebun akasia mereka.
“Perusahaan membutuhkan media penyerbukan yang efektif. Kalau hanya mengandalkan angin dan burung, produksi pembibitan mereka sangat lambat berkembang. Karena Pak Sembiring sebelumnya minta difasilitasi, akhirnya saya ajak mereka duduk bersama,” terangnya.
Pihak perusahaan dan peternak lebah madu ini akhirnya mencapai kata sepakat. Sembiring dan karyawannya dapat tempat untuk beternak lebah madu di kawasan area pembibitan perusahaan. Kolaborasi ini ternyata sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.
“Sudah pasti lebih senang bermitra. Pihak perusahaan membutuhkan penyerbukan, sedangkan kita sebagai petani butuh bunga akasia untuk makanan lebah madu yang kita ternak,” terang Sembiring.
Sejak mendapat tempat di area ini, dia tak lagi perlu memikirkan biaya sewa tempat. Secara garis besar, kata Sembiring, ekonominya dan para karyawannya cukup terbantu dengan pola kerjasama seperti ini.
Dalam sekali panen madu lebah yang bisa dihasilkan sekitar 700 hingga 1 ton. Per kilonya, dijual Rp45.000. Selain untuk memenuhi kebutuhan madu lokal, madu yang dikeluarkan dari peternakan Sembiring juga sudah dipasarkan ke Jambi. “Paling jauh, kita pernah kirim ke Manado,” tuturnya.( PAS/dpc)
Posting Komentar