Pekanbaru (detikperjuangan.com) - Pemerintah melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mendorong generasi muda tanah air untuk sama-sama menjaga, merawat, melestarikan dan mempromosikan keindahan tanah air dengan penerapan konsep ekowisata yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi saat ini dan masa depan.
Generasi muda Indonesia harus paham bahwa lingkungan yang terjaga akan menjadi aset terbaik bagi pariwisata Indonesia. Terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini yang akan mempercepat tujuan pariwisata Indonesia ke depan yakni pariwisata yang kualitas dan berkelanjutan. Tidak lagi mengedepankan kuantitas, tapi kualitas.
“Kita ketahui ekowisata memiliki prospek ke depan, dimana destinasi dan atraksi wisata akan mengarah kepada konsep Nature, Eco, Wellness, dan Adventure (NEWA). Saya mengajak generasi muda untuk menginformasikan ke seluruh dunia tentang 'Wonderful Indonesia' melalui berbagai kanal komunikasi yang pada akhirnya menjadikan Indonesia dikenal sebagai pusat ecotourism (ekowisata) dunia,” kata Menparekraf Sandiaga, dikutip melalui keterangan resminya, Minggu (12/8/2021).
Pengembangan ekowisata memiliki rumus 3P, yaitu mempertimbangkan planet (alam), people (manusia) dan prosperity (kesejahteraan) yang artinya setiap manusia perlu merawat dan menjaga keindahan alam dan budaya disamping nilai ekonomis yang akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kemenparekraf sedang melakukan persiapan pemulihan secara maksimal dan menyeluruh (360 derajat). Karena pariwisata tentu tidak hanya perlu dibangun dari sisi infrastruktur, tetapi juga berbagai aspek lainnya sehingga dapat menghadirkan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan bagi wisatawan.
“Kita harapkan pascapandemi nanti, keterlibatan wisatawan akan banyak berkegiatan di alam terbuka (outdoor), agar menumbuhkan kepedulian dan kesadaran akan kelestarian lingkungan saat berwisata," tukasnya.
Terpisah, Kabid Pengembangan Sumberdaya Pariwisata, Dinas Pariwisata (Dispar) Riau, Ridho Adriansyah, menyebutkan, bahwa provinsi Riau terus mendorong transformasi digitalisasi untuk mengembangkan parekraf dalam menghadapi pandemi COVID-19 agar tetap tumbuh dan dapat diandalkan guna menghadapi pandemi virus corona.
Pada masa pandemi COVID-19 ini, pihaknya telah memberikan pelatihan transformasi digital, kepada generasi muda khususnya pelaku Parekraf. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan kreatifitas melalui transformasi digitalisasi di masa era kebiasaan baru (New Normal).
Menurutnya, transformasi digitalisasi salah satu upaya yang didorong pemerintah agar sektor ini tetap tumbuh dan diandalkan. Pergeseran model bisnis dalam ekonomi kreatif diharapkan mampu menjadi peluang dalam kontribusi ekonomi kreatif yang lebih besar.
Ridho menjelaskan, Dispar Riau telah melatih 80 peserta pelaku parekraf di sekitar objek wisata di 4 kabupaten/kota. Kemudian, kegiatan pelatihan juga bakal digelar di 6 lokasi berbeda, di sekitar objek wisata yang tersebar di 6 kabupaten/kota di Riau, dengan melibatkan 120 orang peserta.
"Dari 10 objek wista yang dipilih, ada 3 destinasi ekowisata yang dipakai sebagai lokasi pelatihan digital ini, yakni ekowisata mangrove di Siak dan Kepulauan Meranti, juga ekowisata Air Panas Pawon, di Rokan Hulu," kata Ridho, ketika di wawancara, pada Minggu (22/8) di Pekanbaru.
Selain transformasi digitalisasi, pelatihan itu juga memberikan materi sosialisasi panduan pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE), panduan protokol kesehatan bagi masyarakat, dalam rangka pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019.
Ia mengatakan, bahwa antusiasme para peserta yang telah mengikuti pelatihan digital itu cukup tinggi. Lantaran pihaknya melibatkan narasumber berkompeten, praktisi digital dari media siber nasional.
"Kami berharap kegiatan ini bisa menumbuhkan kepedulian dan kesadaran akan kelestarian lingkungan saat berwisata dan mempercepat tujuan pariwisata Indonesia ke depan yakni pariwisata yang kualitas dan berkelanjutan," tandas Ridho.( PAS/dpc)
Posting Komentar