Pekanbaru (detikperjuangan.com) - Desa Wisata Koto Mesjid di Kabupaten Kampar, Riau, berhasil lolos sebagai 50 besar dalam tahap kurasi lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Desa Wisata Koto Mesjid, juga menjadi salah satu desa asal Riau yang berhasil menembus 50 besar ajang tersebut, di mana sebelumnya ada 1.831 desa yang mendaftar dari seluruh Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno, melalui official YouTube Kemenparekraf, Senin, (23/8/2021), mengatakan, jika ADWI 2021 ini, adalah upaya mewujudkan wisata berkelas dunia, berdaya saing dan bekelanjutan dengan tujuan Indonesia Bangkit.
Dijelaskan Sandiaga, ada tujuh kriteria yang menjadi penilaian dalam ajang tersebut, yaitu penerapan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability), desa digital, suvenir (kuliner, fesyen, kriya), daya tarik wisata (alam, budaya, buatan), konten kreatif, homestay, dan toilet.
Desa wisata Koto Mesjid atau yang lebih dikenal Kampung Patin terletak, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Desa wisata ini dibawah binaan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau bekerjasama dengan pemerintah dan sejumlah perusahaan, semenjak tahun 2019.
"Pariwisata unggulan Desa Wisata Kampung Patin terletak pada sektor UMKM. Produk olahan ikan patin yang paling terkenal yaitu, ikan salai patin. Wisata alam yang menjadi andalan yaitu puncak kompe, sungai gagak dan lembah aman," kata Ketua STP Riau, Dr Ir Eni Sumiarsih, MSc, Senin (23/8/2021).
Tidak hanya itu, Dr Eni menuturkan, di Desa Wisata Kampung Patin juga telah tersedia fasilitas untuk menginap, yaitu homestay dan fasilitas kuliner yang dapat dinikmati oleh para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Kampung Patin.
Saat ini di Desa Wisata Kampung Patin telah terbentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang menghimpun masyarakat yang memiliki kesadaran dan kemauan untuk mengolah dan mengembangkan Desa Koto mesjid menjadi desa tujuan wisata.
"Pokdarwis tersebut terdiri dari pokdarwis puncak kompe, pokdarwis Sungai Gagak, serta penggiat-penggiat yang mengelola kelompok kerajinan tangan, serta kuliner khas Desa Wisata Kampung Patin. Kelompok ini merupakan masyarakat yang peduli terhadap kemajuan daerah melalui pariwisata," ungkapnya.
Desa Wisata Kampung Patin, Koto Mesjid merupakan Desa Pemekaran dari Desa Pulau Gadang pada tahun 1999 sesuai dengan surat Keputusan Gubernur Riau Nomor: 247 Tahun 1999.
Dengan luas wilayah Desa 425,5 Ha dan didominasi Lahan Pemukiman, 1.295 hektar, ladang 122 ha, perkebunan 525 hektar, Kolam Ikan 98 hektar, Lapangan 1,5 hektar, lainnya 50 hektar.
Kemudian, jumlah penduduk 2.324 jiwa yang terdiri dari Laki-laki 1.191 dan Perempuan 1.133 dengan jumlah KK 728, Desa Koto Mesjid terbagi atas wilayah Dusun, 18 RT dan 8 RW mayoritas masyarakat bermata pencarian petani, buruh tani.
"Mayoritas penduduk di sini bersuku Melayu, sebagaimana halnya sebagian besar suku di Kampar. Kampung ini sangat unik. Mendapat julukan Kampung Patin karena keberhasilannya warganya membudidayakan ikan Patin," ujar Eni Sumiarsih.
Setiap rumah di sini punya kolam ikan. Istilahnya, 1 rumah minimal 1 kolam patin. Sehingga Desa Koto Mesjid ini mempunyai motto ‘’Tiada Rumah Tanpa kolam’’.
"Kampung patin sudah termasuk dalam kategori desa wisata yang berkembang, desa wisata Kampung Patin ini memiliki produk unggulan berupa ikan patin yang ditandai dengan setiap satu rumah pasti memiliki kolam ikan patin. Hasilnya pun cukup memuaskan dengan rata-rata panen mencapai 13 ton setiap perhari sehingga dalam 1 bulan sebanyak 390 Ton," Eni Sumiarsih, membeberkan.
Dijelaskannya, harga yang diterima pasaran juga cukup menggiurkan mengingat ikan patin tidak hanya dijual dalam keadaan hidup, melainkan diolah menjadi olahan ikan asap atau dikenal dengan salai, kerupuk, bakso, bakso goreng, abon, siomay, empek-empek, pudung ikan patin serta kerupuk kulit ikan patin.
Potensi perikanan di Koto Mesjid memang memberikan dampak yang luar biasa bagi kemajuan desa ini. Total luas kolam patin di Koto Mesjid saat ini telah mencapai 62 hektar. Jumlah ini akan terus bertambah karena tiap hari ada saja penambahan kolam baru.
Hasil produksinya pun tak tanggung-tanggung. 13 ton perhari bisa dihasilkan oleh desa ini. Putaran uangnya, bila dihitung dari hasil panen saja, bisa mencapai Rp190 juta perhari.( PAS/dpc)
Posting Komentar